Sering saya ditanya kok sempat sempatnya sih bikin tulisan panjang panjang gitu, ngetiknya bagaimana? Kok cepat sekali.
Saya setiap hari selalu membawa tas ransel yang isinya ada buku bacaan, buku tulis dan beberapa pulpen, juga ada tablet yang saya lengkapi dengan keyboard dan stylus pennya, kadang masih saya tambahin bawa laptop.
Setiap ada yang mengganggu atau ada yang dirasakan atau dipikirkan di otak dan hati biasanya langsung saya coba pindahkan ke media yang saya bawa. Kalau tidak dipindahkan segera seringnya kemudian saya akan terlupa.
Ajaran guru saya DR dr SR malah langsung rekam pakai voice note di HP.
Kenapa sih kok saya jadi menulis, dulu pernah "dipaksa" untuk menulis sampai ikut dilatih 3 hari di karantina dari pagi sampai sore.😁
Menulis menurut saya merupakan salah satu bentuk ekspresi diri yang paling tua dan paling berpengaruh dalam sejarah peradaban manusia. Kebiasaan menulis telah menjadi saksi bisu perjalanan umat manusia, membentuk sejarah, mengabadikan ilmu pengetahuan, dan memelihara kebudayaan. Menulis adalah kegiatan yang dilakukan untuk berbagai alasan; sebagai sarana komunikasi, sebagai cara untuk mengabadikan informasi, atau sebagai media untuk mengekspresikan kreativitas dan emosi.
Menulis untuk meninggalkan jejak kehidupan dapat dianggap sebagai salah satu kebiasaan yang paling mendasar dan penting bagi banyak orang.
Dengan menulis, seseorang dapat membuat tanda permanen dari eksistensinya, membagikan pengalaman, pengetahuan, serta kebijaksanaan yang dihasilkannya.
Kebiasaan ini dimulai dari saat-saat paling pribadi; dari menjaga jurnal harian, mencatat mimpi, hingga mengungkapkan perasaan dalam surat. Menulis dalam bentuk ini adalah sebuah terapi, cara untuk berdialog dengan diri sendiri dan menata pikiran serta perasaan yang ada. Di sinilah kekuatan menulis terletak; kemampuan untuk mengubah chaos yang tak terstruktur menjadi puisi kehidupan yang memiliki ritme dan alur.
Menulis juga menjadi cara untuk mengatasi kesendirian, cara untuk berbicara tanpa harus dibatasi oleh batas waktu atau ruang. Tulisan adalah teman yang setia, selalu tersedia ketika diperlukan, siap menampung segala bentuk penumpahan gagasan dan emosi. Tak jarang, proses menulis menjadi meditasi yang menenangkan, yang mengizinkan penulis untuk melarikan diri sejenak dari hiruk-pikuk dunia nyata.
Dalam konteks sosial, menulis merupakan instrumen penting dalam membangun dan mempertahankan peradaban. Sejarah manusia diketahui dan dipelajari melalui dokumen, buku, dan artefak tertulis yang lain. Oleh karena itu, kebiasaan menulis tidak hanya berperan sebagai cara individu untuk mencatat dan mengingat peristiwa, tetapi juga sebagai jalan kolektif umat manusia untuk memetakan jejak sejarah dan evolusinya.
Akan tetapi, menulis lebih dari sekadar mencatat. Menulis adalah seni. Seperti seniman yang melukis atau pematung yang mengukir, penulis menggunakan kata-kata untuk merangkai dunia baru, menciptakan realitas yang berbeda dan kadang-kadang lebih menarik dari yang sebenarnya. Di tangan penulis yang terampil, kata-kata dapat menjadi senjata untuk memerangi ketidakadilan, terompet untuk memanggil perubahan, atau pelukan hangat untuk mereka yang merasa terasingkan.
Lebih jauh lagi, kebiasaan menulis memungkinkan penjelajahan ide-ide yang tidak terbatas. Hal ini membuka jendela ke alam imajinasi, mengundang pembaca untuk melangkah ke dunia baru, mengalami perasaan yang belum pernah dirasakan atau mempertimbangkan ide-ide yang belum pernah dipikirkan. Di sinilah menulis berubah menjadi alat pembelajaran yang efektif, mengajarkannya tentang empati dan memberikan wawasan tentang perspektif lain.
Seiring berjalannya waktu, teknologi telah mengubah cara kita menulis dan membagikan tulisan kita. Dengan munculnya komputer, internet, dan media sosial, menulis menjadi lebih mudah diakses dan dibagikan dengan audiens global. Blog, artikel online, e-book, dan platform menulis lainnya telah memperluas batas-batas kebiasaan ini, membuatnya lebih relevan dan penting daripada sebelumnya.
Namun, inti dari menulis itu sendiri tidak berubah. Baik itu diketik di keyboard atau ditulis tangan di atas kertas, tujuannya tetap satu: untuk meninggalkan jejak, untuk berkomunikasi, untuk mengekspresikan diri. Kebiasaan menulis terus berlanjut karena kebutuhan manusia untuk terhubung, untuk berbagi, dan untuk tetap hidup melalui kata-kata tidak pernah luntur. Di sini, di antara baris dan paragraf, kita semua meninggalkan jejak kecil dari eksistensi kita, membentuk narasi bersama yang disebut kehidupan.
Jadi setiap ada peristiwa yang agak mengganjal atau mengganggu pasti akan saya pindahkan kedalam bentuk tulisan. Hanya tidak semua tulisan saya akan saya share 😁😁😁
"Menulis adalah cara terbaik untuk berbicara tanpa diganggu dan didengarkan tanpa disela." - Jules Renard
Tapi jaman sekarang ... entah ada yang baca sampai selesai atau tidak saya juga tidak tahu hahaha....
Catatan Mas Bojreng
#myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng
No comments:
Post a Comment