Saturday, January 20, 2024

Aku hanyalah makhluk ciptaan Nya yang kecil

Kubersujud memohon ampunan kepada Mu ya Allah

Pengingat diri pada pagi ini.

Manusia Hanyalah Makhluk Kecil di Hadapan Allah SWT


Dalam kehidupan ini, sering kali kita terjebak dalam pesona dunia yang fana. Tidak jarang pula kita terbuai dengan berbagai pencapaian yang seakan membuat kita merasa superior. Namun, sejatinya kita harus selalu mengingat bahwa di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala, kita adalah makhluk yang sangat kecil. Tidak ada alasan bagi kita untuk bersikap sombong dan angkuh, sebab segala yang ada pada diri kita, baik itu harta, tahta, ataupun ilmu, semuanya adalah pinjaman dan amanah dari-Nya.


Begitu banyak manusia yang berjalan di muka bumi ini tanpa menyadari esensi keberadaan mereka. Mereka lupa bahwa semesta ini dikuasai dan diatur oleh Allah, Pencipta yang Maha Kuasa. Bumi yang kita pijak, udara yang kita hirup, dan segala nikmat yang kita rasakan tiap hari adalah bukti nyata dari kasih sayang-Nya yang tak terbatas. Lantas, untuk apa kita bersikap sombong? Apakah kita lupa bahwa di hadapan-Nya, kita tidaklah berarti?


Sifat arogansi dan keangkuhan menjadi benteng yang menghalangi kelembutan hati, mengaburkan mata hati untuk melihat sesama. Berkata tidak peduli dan tidak mau menolong adalah tindakan yang sangat bertentangan dengan ajaran-Nya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kita untuk saling menolong dan berempati satu sama lain, mengingatkan bahwa kebaikan yang kita lakukan, sekecil apa pun, adalah buah dari iman yang bersemayam di dalam jiwa.


Renungan yang mendalam seharusnya menghantarkan kita pada satu keputusan yang teguh untuk meniatkan segala tindakan Lillahi Ta'ala, untuk Allah semata, tanpa mengharap balasan atau pujian dari sesama. Realita ini harus menjadi landasan bagi setiap kata yang terucap dan tindakan yang diambil. Kita harus belajar untuk melepaskan diri dari keinginan duniawi yang tiada henti, serta terus mengasah kepekaan sosial di antara sesama manusia.


Di tengah kesibukan dunia, kita seringkali lupa untuk bersimpuh di hadapan-Nya, mengakui segala dosa dan kesalahan kita. Beristighfar dan memohon ampunan kepada Allah SWT seharusnya menjadi bagian rutin dari hidup kita sebagai Muslim. Tidak ada satupun dari kita yang terlepas dari kesalahan, oleh karena itu penting bagi kita untuk senantiasa kembali kepada-Nya, memohon agar hati ini dijernihkan, dan dikembalikan kepada fitrah yang suci.


Detik-detik kehidupan yang terus berjalan mengingatkan kita bahwasannya kesempatan untuk memperbaiki diri adalah terbatas. Masa yang kita habiskan untuk kesombongan dan ketidakpedulian adalah masa yang sia-sia. Setiap waktu yang terlewatkan tanpa ingatan kepada Allah, tanpa bakti dan manfaat bagi sesama, adalah kerugian yang tak terukur. Oleh karena itu, lebih baik kita gunakan waktu yang ada untuk memperkaya jiwa dengan kerendahan hati dan amal kebaikan yang ikhlas.


Melintasi kehidupan dengan kesadaran akan kedekatan kita dengan Allah SWT akan membawa dampak yang luar biasa. Hidup akan lebih terasa bermakna jika kita senantiasa mengingat bahwa kita ada karena-Nya, hidup atas kehendak-Nya, dan setiap langkah kita adalah untuk mencari ridha-Nya. Di saat kita benar-benar merenungkan kebesaran-Nya, hati ini tidak akan pernah tertarik untuk bersikap sombong, sebab kita akan tersadar bahwa tanpa Dia, kita bukanlah apa-apa.


Marilah kita memperbaharui niat dalam hati, menghidupkan kembali semangat untuk melayani-Nya dan mencari kecintaan-Nya. Melalui setiap detak nadi dan kesempatan yang diberikan, semoga kita dapat menjadi khadim (pelayan) yang baik untuk agama ini, bagi sesama, dan yang terutama adalah penghambaan yang tulus untuk Allah SWT.


Kita mengakhiri dengan doa yang tulus, agar Allah SWT senantiasa memandu kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan menguatkan kita di jalan yang diridhai-Nya. Semoga kita senantiasa dijauhkan dari sifat takabur dan apapun yang dapat menjauhkan kita dari rahmat dan kasih sayang-Nya.


Amin.


Catatan Mas Bojreng...


#myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng

No comments:

Post a Comment

Titip Hati pada Allah

Sebagian hati kutinggal di sana, di sisi ranjang dan napas renta. Tak terucap kata, hanya diam yang bercerita, tapi ada kewajiban yang ta...