Thursday, January 25, 2024

Adab dan Etika di Atas Ilmu dan Harta: Membalut Kekuatan dengan Kerendahan Hati

Sarapan dulu... jangan lupa sarapan ...

Mau dimasakin apa?

Ketika melihat status guru dari guru saya jadi teringat saat pendidikan dahulu... 

Bahwa kedepankan selalu "attutide and ethics".

Pada saat dititipin mahasiswa dari luar negeri eh luar kota Tegal juga Inshaa Allah itu yang saya kedepankan.


Jadi bagaimanakah dalam keseharian itu?

Apa yang penting dalam kehidupan ini? 

Adab dan Etika di Atas Ilmu dan Harta: Membalut Kekuatan dengan Kerendahan Hati


Dalam kaleidoskop kehidupan manusia, ilmu dan harta menjadi dua pilar yang sering dijadikan tolok ukur keberhasilan individu. Namun, apakah menjadi orang paling berilmu atau paling kaya sudah cukup untuk dianggap berhasil? Islam, dengan segala kebijaksanaannya, memberikan pandangan bahwa di atas segalanya, adab (tata krama) dan etika (moralitas) merupakan mahkota yang sejatinya wajib dipatrikan pada kepala setiap pemilik ilmu dan harta. Saya mencoba merangkum dan nembikin artikel ini mencoba untuk mengajak merenungkan dan berbuat sebagaimana yang diajarkan oleh agama yang indah ini, tentang bagaimana berkata, bersikap, dan berperilaku di atas dua kekayaan terbesar manusia: ilmu dan harta. Mohon tidak diperdebatkan tulisan saya ini.😁, karena ini hanyalah pemikiran dan perenungan saya yang bodoh ini.


Memahami Kedudukan Ilmu dan Harta dalam Islam


Sebelum mengupas lebih jauh tentang adab dan etika terkait ilmu dan harta, penting bagi kita untuk mengerti dulu posisi kedua aset berharga tersebut dalam Islam. Ilmu dalam rangkaian ajaran Islam adalah cahaya yang memandu umat menuju ke jalan yang lurus. Harta, di sisi lain, adalah sarana untuk memperoleh kehidupan yang layak dan bagi sebagian orang, bisa menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui zakat dan infaq.


Perilaku Berkata: Ketika Ilmu Menjadi Suara


Bila kita dianugerahi ilmu, bagaimana kita menggunakan ilmu itu untuk berkata-kata adalah manifestasi nyata dari adab. Rasulullah SAW mengingatkan bahwa seorang muslim harus berkata yang baik atau diam. Ilmu tidak diperuntukkan untuk disombongkan, melainkan untuk memberi manfaat. Setiap kata yang keluar dari mulut seorang alim (orang yang berilmu) haruslah menyejukkan hati mendengarnya, bukan menyakiti atau menunjukkan kesombongan.


Mendapatkan Harta: Sikap Kita Terhadap Kekayaan


Harta di dunia ini tidak lebih dari titipan. Oleh sebab itu, sikap rendah hati harus melekat pada diri seorang muslim, meskipun Allah memberkahi dengan harta yang berlimpah. Adab mendapatkan harta ialah dengan cara yang halal dan menggunakannya juga dalam hal yang halal serta bermanfaat, sesuai dengan ajaran Islam.


Berperilaku dalam Keseharian: Menjadi Contoh Melalui Tindakan


Adab dan etika bukanlah tentang perkataan semata, tetapi juga tentang tindakan sehari-hari. Berperilaku baik dalam segala situasi menunjukkan bahwa ilmu telah membawa pengaruh positif dalam diri seseorang. Dan bagi yang memiliki harta, perilaku yang rendah hati dengan tidak berfoya-foya serta selalu bersedia membantu sesama merupakan cerminan dari etika yang baik.


Menggunakan Ilmu dengan Baik: Kewajiban Untuk Bermakna


Islam memandang ilmu sebagai amanah yang harus digunakan untuk kebaikan. Hal itu tercantum dalam salah satu hadis, di mana dikatakan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Ini menekankan bahwa mempunyai ilmu mengharuskan seseorang untuk terus mengamalkan dan menyebarluaskannya dengan cara yang mengedepankan kearifan dan kasih sayang.


Kesombongan dan Kekerendahan Hati: Titian Menuju Kebijaksanaan


Peringatan akan bahaya kesombongan sering disampaikan dalam ajaran Islam. Ingatlah kisah Iblis yang terusir dari surga karena tidak mau bersujud kepada Adam, yang dijadikan Allah dari tanah, sementara ia (Iblis) dari api dan merasa lebih mulia. Kisah ini menjadi simbol abadi tentang bagaimana kesombongan bisa merusak nilai-nilai yang ingin dicapai melalui ilmu dan harta. Sebaliknya, kerendahan hati adalah kunci yang membuka pintu-pintu kebijaksanaan dan kebaikan.


Jadi mengedepankan adab dan etika dalam berkata,  bersikap dan berperilaku dalam keseharian.


Memiliki ilmu dan harta itu penting, tetapi memiliki adab dan etika adalah yang utama. Dalam agama Islam, ilmu dan harta yang tidak disertai dengan adab dan etika ibarat pohon yang tidak berbuah, indah di pandang mata tetapi tidak memberi manfaat yang nyata. Oleh karena itu, mari kita gunakan ilmu dan harta yang kita miliki dengan penuh tanggung jawab dan dengan aturan-aturan yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW agar kita menjadi muslim yang sebenar-benarnya, yang tidak hanya kaya akan ilmu dan harta tetapi juga kaya akan adab dan etika yang luhur.


Catatan dan pengingat diri seorang manusia yang kecil dan bodoh, masih harus banyak belajar dan berpikir lanjut. Saat ini kangen ketemu dengan guru guru saya untuk mendapatkan wejangan dan nasehat.


Catatan Mas Bojreng, di pagi nan mendung ini.

Serbet sudah semampir di bahu.. maklum hanya batur srimulatan.


#pencitraan #myselfreminder  #catatanmasbojreng #masbojreng

No comments:

Post a Comment

Titip Hati pada Allah

Sebagian hati kutinggal di sana, di sisi ranjang dan napas renta. Tak terucap kata, hanya diam yang bercerita, tapi ada kewajiban yang ta...