Thursday, December 28, 2023

Menepi dan merenungi: Ketenangan dalam hiruk pikuk kehidupan

Menepi dan Merenungi: Ketenangan dalam Hiruk Pikuk Kehidupan

Ada saat-saat dalam kehidupan kita ketika kita merasa perlu untuk menepi sejenak dari keramaian dan hiruk pikuk kehidupan sehari-hari. Jauh dari keramaian dan hal-hal yang membutakan, kita dapat menemukan ketenangan sejati dan mendengarkan suara-suara hati yang terkadang terlupakan. Di saat itu, kita hanya ingin merasakan kehadiran-Nya, berdua dengan Sang Pencipta, bercerita, dan bersujud kepada-Nya.


Menepi bukan berarti menghindar atau lari dari tanggung jawab, tetapi lebih kepada memberi diri kita kesempatan untuk merenung, merasakan, dan menghargai kehidupan dengan cara yang lebih dalam. Kita tidak mengurangi kepentingan aktivitas sehari-hari, namun menemukan keseimbangan antara kesibukan dunia dan kedamaian batin.


Saat kita menepi, kita seperti mengamati lukisan kehidupan yang sedang terjadi di depan mata kita. Kita melihat orang-orang sibuk dengan tugas dan rutinitas mereka, dan merasakan energi dan kehidupan yang mengalir di sekitar kita. Namun, di saat yang sama, kita tenggelam dalam perasaan damai yang melingkupi hati kita, merasa terhubung dengan alam semesta dan Sang Pencipta yang Maha Kuasa.


Hanya dengan melihat, mendengar, dan merasakan hiruk pikuknya kehidupan, kita dapat belajar banyak hal. Kita belajar tentang kelembutan angin yang menyentuh wajah kita, keindahan warna-warni langit saat senja tiba, dan keajaiban ciptaan-Nya yang tak terbatas. Kita juga belajar tentang keramaian kota yang tak pernah padam, suara tawa anak-anak yang riang, dan kesibukan manusia yang selalu mencari arti dalam kehidupan mereka.


Berdua dengan Allah Sang Pencipta, kita membuka hati dan jiwa kita dalam doa dan renungan. Kita bercerita kepada-Nya tentang beban dan kegelisahan yang kita pikul, kita mengadu tentang persoalan dan ketidakpastian yang mengganggu pikiran kita. Dalam keheningan itu, kita menemukan bahwa Allah selalu mendengarkan, bahkan ketika kita tidak dapat menyuarakan pikiran dan perasaan kita dengan kata-kata.


Saat kita menepi, kita juga memiliki kesempatan untuk merenung dan memperbaiki hubungan dengan diri sendiri. Kita memeriksa keadaan hati dan pikiran kita, menyaring pikiran-pikiran yang mengganggu, dan menemukan kedamaian dalam kesederhanaan hidup. Kita menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak selalu terletak pada hiruk pikuk dunia luar, melainkan pada kehadiran diri kita sendiri di dalamnya.


Menepi juga memberi kita waktu untuk berdamai dengan diri kita sendiri dan orang-orang di sekitar kita. Dalam momen keheningan itu, kita dapat merenungkan tindakan kita, memaafkan kesalahan kita sendiri, dan memberi maaf kepada orang lain. Kita belajar untuk bersyukur atas segala hal yang telah diberikan kepada kita, dan untuk memaafkan diri sendiri atas segala hal yang belum kita capai.


Saat kita kembali dari momen menepi, kita membawa rasa kedamaian dan kebahagiaan yang kita temukan. Kita memahami bahwa menepi bukanlah pelarian dari hidup, melainkan cara untuk lebih menghargai dan menyadari makna kehidupan yang sebenarnya. Kita membawa cahaya kebaikan dan kedamaian yang kita temukan kepada orang-orang di sekitar kita, sehingga mereka pun dapat merasakan kehangatan dan kebahagiaan yang kita rasakan.


Dengan demikian, momen menepi dari keramaian kehidupan adalah sebuah renungan dan refleksi yang membawa kita lebih dekat kepada diri kita sendiri, alam semesta, dan Sang Pencipta. Di situlah kita menemukan ketenangan sejati, menguatkan hati dan jiwa kita, dan merasakan kehadiran-Nya yang selalu membimbing langkah-langkah kita. Indeed, it is in those quiet moments that we find solace and strength.


Catatan Mas Bojreng... saatnya memang menepi saja, merenung, berdialog dengan Sang Pencipta...

Melihat dan mengamati tingkah polah kehidupan.


#myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng

No comments:

Post a Comment

Titip Hati pada Allah

Sebagian hati kutinggal di sana, di sisi ranjang dan napas renta. Tak terucap kata, hanya diam yang bercerita, tapi ada kewajiban yang ta...